Skip to main content

Hokusai Berpulang

 

Bukan Hokusai-nya jepang, tapi Hokusai yang di halaman. Yang sering menemati cerita menunggu sore, menemati malam menunggu pagi, menemani pagi menunggu sore. Hokusai yang cantik tenang berputar ke kiri, membelok kek kanan, tidak bersuara, hanya bergerak sesukanya, mencoba mengimbangi tenang dan alun senyummu menghidupiku. Bukan Hokusai yang menggambar laut dan gunung yang merasuk ke relung jiwa, yang menenggelamkan, Hokusai di halaman cuma hidup menunggu kita pulang. Ya, Hokusai ini adalah rumah, adalah halaman, relik kenangan. Ini hokusai yang biasa kita pandang di halaman. Ini hokusai yang hidup bersama kenangan, kini pergi meninggalkan kenangan, menghidupkan kembali kerinduan. Me, Hokusai pulang ke Ummi, Be cuma titip salam, menengok dari jendela.

Hokusai berpulang, dilompatinya air untuk mencari kehidupan, dan dia mati kekeringan. Dia tidak mati bunuh diri, dia tidak melarikan diri, dia berjuang untuk hidup dan kalau dia mati, untung saja yang menari. Abi sehat, jalan masih panjang, anak-anak baru permulaan, Abi rindu, tapi masih tahan beribu-ribu malam mencumbu rindu. Ummi tunggu.. haha..

Sana Hokusai, Temani ummi, ganggu dia, percakkan air ke mukanya, agar tersenyum juga dia di sana. Sana Hokusai, tidak ku tahu seperti apa kolammu di sana, tapi jangan lupa, cari ummi. Alun waktunya menungguku, agar dia tidak jemu. Disana dia sendiri, disini kami bersama, ada tangis dan tawa anak-anak perintangku. Di mati, waktu abadi, pasti dia akan sepi kalau tidak diganggu. Titip salam, rindu.

yazid Uncategorized

Comments

Popular posts from this blog

La Belle Dame sans Merci, John Keats

 O what can ail thee, knight-at-arms,                      Apa yang kan mengganggumu Kesatria Bersenjata Alone and palely loitering?                                         Sendiri dan pucat iseng berdiri The sedge has withered from the lake,                Ibus mengering jauh dari danau And no birds sing.                                              Dan tiada burung beryanyi O what can ail thee, knight-at-arms,                     Apa yang kan mengganggumu Kesatria So haggard and so woe-begone?                          begitu gagah dan tenggelam dalam duka The squirrel’s granary is full,                               Lubang tupai telah penuh And the harvest’s done.                                              dan masa panen berakhir I see a lily on thy brow,                                              Ku lihat lily di alismu With anguish moist a

sentuh

  Dari suluruh indra sentuhan adalah hal yang paling tidak terdokumentasi, tapi paling dekat ke jiwa. Mungkinkah dimikian otak manusia bekerja? Suara dan gambar yang bisa direkam masih bisa diindahkan datangnya, mata dan telinga nyata memodelkan memory akan hadirnya dalam ingatan. Indera yang tidak terekam dalam alat, terekam lebih kuat. Aroma kental menguasai suasana hati, paling gampang membayangkan suatu ketika dengan aroma, demikian pula rasa. Tapi yang paling tidak tertahankan karena begitu nyata rasanya adalah sentuhan. Ketika ada yang bertanya apakah aku baik-baik saja, ku bilang, “time will heal”.Delapan bulan berlalu, ketika rinduku makin memuncak, lukanya makin meruyak, jiwaku makin rapuh. Pelan-pelan memang ku mulai terbiasa menjalani hidup sendiri, tapi ketika hal-hal yang mengingatkan akan diri kekasih yang telah pergi, perihnya makin menjadi. Rindu makin tidak tertahankan. Ketika sepi sendiri, dalam imajinasi tidak lagi terdengar suara, tidak terbayan

Stop Being A Manager

  Modern world has made too much manager and just too few leader.  To excel, organizations need leaders more than manager. The most obvious difference between leader an manager is that managers run what they were told to while a leader run the organization and set what is it to be done to the organization. The most important rule for leader is that he take the burden and the blame for he designated the objective to the organization. I am sick of managers and long for the transformation and understanding of the talents to be a leader. Leader do not shat Pada suatu kesempatan di bulan Mei 2013, Waka Polri mengatakan bahwa setiap tahun 300 sampai 500 anggota polri dipecat karena melanggar kode etik sehingga tidak pantas jadi polisi. Pada bulan Desember 2012, Dirjen Bea Cukai mengatakan 7 pegawainya dipecat dan 22 orang turun pangkat .  Pada Bulan April 2012, Kabid Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea Cukai Jakarta, Hatta Wardhana  mengatakan kalau ada pegawai menerima suap a