Skip to main content

marginality principle

 

Karena tidak ada senarai yang sempurna

“Sesungguhnya penulisan sejarah mengandung fakta-fakta dan interpretasi-interpretasi dengan berbagai andai-andainya”,

A.H. Nasution membuka buku memenuhi panggilan tugas edisi II di tahun 1990.

Jauh daripada berandai dan berangan-angan, kehidupan adalah selalu kenyataan, tanpa imajinasi. Kehidupan seperti mesin, berbagai onderdil, puluhan bahkan ratusan, terlihat ataupun tidak, saling berinteraksi, saling mempengaruhi menghasilkan gerak dan putaran yang diinginkan. Pun demikian hidup, banyak ragam kejadian saling mempengaruhi menghasilkan kehidupan. Tidak seperti mesin yang punya buku manual, kehidupan tidak dilengkapi sedemikian. Punlah penghidupan, tidak lebih mudah, lebih rumit malahan. Hidup dan penghidupan dijalani tidak dengan buku petunjuk, tapi dengan pengalaman, sejarah dan logika empirikal. Pengalaman, intuisi dan imajinasi membantu menyederhanakan kerumitan sebaran fakta tak teraturnya menjadi rambu agar hidup lebih mudah dijalani.

Lain hal dengan menjalaninya, memanipulasi hidup dan penghidupan tidak ada rumusnya. Terutama karena sistemnya yang terbuka, berbeda dengan mesin yang tertutup, berbagai faktor bebas keluar masuk ke dalam sistem membawa kondisi-kondisi baru. Akibatnya rumusan yang telah ada tidak serta-merta bisa dipakai. Resultan dari berbagai pengaruh, besar dan kecil, saling berimpit dan bahkan saling mempengaruhi, kadang menambahi, tidak jarang saling menghilangkan menghasilkan marjin pengaruh akhir. Dalam statistik, inilah yang disebut marginality principle.

Kerja pemerintahan, institusi publik adalah memanipulasi masyarakat, supaya hal yang terbaik untuk bersamalah yang muncul ke permukaan, simpel-nya untuk memakmurkan. Inilah cita-cita bersama yang sama-sama kita inginkan. Namun karena tidak adanya buku manual, mengelola masyarakat tidak bisa dilakukan seperti cara montir mengelola mesin, tidak pula diputuskan seperti ahli kalkulus mengkalkulasi hasil persamaan. Bahkan persamaan dan teori-teori yang ada sering tidak dapat dipakai an sich seperti dirumuskan karena teori selalu dibuat dengan asumsi yang pasti selalu berubah. Pembuat keputusan yang baik selalu bisa merasakan perubahan yang telah terjadi ini.

Memimpin manusia haruslan dengan pendekatan sosial dan rasa. Pertimbangan-pertimbangannya selain memperhatikan variabel yang terperhitungkan pun harus memperhatikan hal-hal lain yang mungkin mempengaruhinya. Sumber utama petunjuk adanya faktor lain ini adalah sejarah. Dalam sebuah diskusi, debat lebih tepatnya, Ha Jun Chang, ekonom berbangsa korea lulusan Cambridge mengatakan bahwa selama ini ekonomi tidak menemukan tempatnya karena ilmu ekonomi kelebihan matematika tapi kurang sejarah.

Andai hidup sesederhana teori yang telah dirumuskan, maka akan sangat mudah menjalaninya. Berbeda dengan mesin yang seluruh partnya ada dan telah dirancang, dalam kehidupan, kehidupan bermasyarakat, perkembangan perekonomian terutama, bagian-bagiannya tidak di list dalam buku petunjuk. Orang yang menjalankan ekonomi harus bisa membaca dan jeli memperhatikan efek-efek kecil yang kadang tidak terasa, yang mungkin sebenarnya adalah faktor kunci yang menentukan jalan tidaknya maksud yang diinginkan. Di sinilah imajinasi berjalan.

Dalam ekonomi dan masyarakat mustahil menemukan dan mengukur seluruh variabel; marginality principle tegas bahwa menghilangkan dan tidak memperhitungkan satu variable bisa merusak seluruh perhitungan,  membuat pemikirin pada tataran teoritis tidak berguna. Pada posisi inilah fenomena-fenomena dilihat dan dan dirasakan, interpretasi-interpretasi dibuat dan pengandaian dijalankan. Agar imajinasi benar dan pengandaian tepat yang diperlukan adalah wawasan dan kehalusan rasa.

Dalam imajinasinya Isaac Asimov membayangkan bahwa pada suatu ketika statistik telah dapat digabungkan dengan psikologi; pada masa itu masa depan bisa diperhitungkan seakurat mesin jam menggunakan Psychohistory (sebuah ilmu khayalan yang menggabungkan psikologi massa, data (big data) dan matematika).

Psychohistory hanyalah fiksi dan pengetahuan yang dimiliki terbatas adalah kenyataan yang harus diterima; Dalam mengelola masyarakat bangsa dan negara, tidak ada tools yang akurat adalah realita. Namun begitu tidak semua sistem rumit; matematika dan fisika contohnya. Ada kondisi dimana variabel aktif terlihat nyata dan jelas. Untuk kondisi ini hasil bisa ditentukan, sehingga penyimpangan dari hal tersebut adalah ketololan. Teori dan kumpulan pengetahuan yang telah dikumpulkan civitas kemanusiaan ada untuk dipergunakan agar hal-hal yang pasti tidak diacuhkan. Akal sehat dan prinsip yang dipahami haruslah dipakai.

Sayang, hal ini masih juga sering hilang dalam pebicaraan di pembuatan keputusan publik di Indonesia. Marginality principle bukan menyatakan bahwa prinsip-prinsip tidak dapat dipakai, tetapi ada faktor yang lain yang kalau tidak terperhitungkan mengurangi akurasi. Bahwa teori harus diikuti oleh pemahaman konsepsi, ini intinya. Marginality principle bukan pembiaran dan alasan untuk kebodohan.

Comments

Popular posts from this blog

La Belle Dame sans Merci, John Keats

 O what can ail thee, knight-at-arms,                      Apa yang kan mengganggumu Kesatria Bersenjata Alone and palely loitering?                                         Sendiri dan pucat iseng berdiri The sedge has withered from the lake,                Ibus mengering jauh dari danau And no birds sing.                                              Dan tiada burung beryanyi O what can ail thee, knight-at-arms,                     Apa yang kan mengganggumu Kesatria So haggard and so woe-begone?                          begitu gagah dan tenggelam dalam duka The squirrel’s granary is full,                               Lubang tupai telah penuh And the harvest’s done.                                              dan masa panen berakhir I see a lily on thy brow,                                              Ku lihat lily di alismu With anguish moist a

sentuh

  Dari suluruh indra sentuhan adalah hal yang paling tidak terdokumentasi, tapi paling dekat ke jiwa. Mungkinkah dimikian otak manusia bekerja? Suara dan gambar yang bisa direkam masih bisa diindahkan datangnya, mata dan telinga nyata memodelkan memory akan hadirnya dalam ingatan. Indera yang tidak terekam dalam alat, terekam lebih kuat. Aroma kental menguasai suasana hati, paling gampang membayangkan suatu ketika dengan aroma, demikian pula rasa. Tapi yang paling tidak tertahankan karena begitu nyata rasanya adalah sentuhan. Ketika ada yang bertanya apakah aku baik-baik saja, ku bilang, “time will heal”.Delapan bulan berlalu, ketika rinduku makin memuncak, lukanya makin meruyak, jiwaku makin rapuh. Pelan-pelan memang ku mulai terbiasa menjalani hidup sendiri, tapi ketika hal-hal yang mengingatkan akan diri kekasih yang telah pergi, perihnya makin menjadi. Rindu makin tidak tertahankan. Ketika sepi sendiri, dalam imajinasi tidak lagi terdengar suara, tidak terbayan

Stop Being A Manager

  Modern world has made too much manager and just too few leader.  To excel, organizations need leaders more than manager. The most obvious difference between leader an manager is that managers run what they were told to while a leader run the organization and set what is it to be done to the organization. The most important rule for leader is that he take the burden and the blame for he designated the objective to the organization. I am sick of managers and long for the transformation and understanding of the talents to be a leader. Leader do not shat Pada suatu kesempatan di bulan Mei 2013, Waka Polri mengatakan bahwa setiap tahun 300 sampai 500 anggota polri dipecat karena melanggar kode etik sehingga tidak pantas jadi polisi. Pada bulan Desember 2012, Dirjen Bea Cukai mengatakan 7 pegawainya dipecat dan 22 orang turun pangkat .  Pada Bulan April 2012, Kabid Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea Cukai Jakarta, Hatta Wardhana  mengatakan kalau ada pegawai menerima suap a