It is not from the benevolence of the butcher, the brewer, or the baker that we expect our dinner, but from their regard to their own interest
Adam Smith, wealth of nations
Katanya dagang adalah aliran darah tubuh ekonomi. Dari Amerika si negara kaya sampai si tanpa nama pedagang rokok keliling semuanya berdagang. Tidak ada catatan kiranya bila dimulai epos berdagangnya manusia, tapi kapak batu yang dipakai suku Aborigin Australia adalah objek perdagangan. Di gurun Negev ditemukan bekas barang yang di lebur dari logam yang ditambang di Turki berumur tidak kurang 6000 tahun. Bahkan menurut cerita, Pharaoh dibalsam dengan kapur barus dari Sumatra. Tidak kurang fakta untuk menunjukkan peran dagang membentuk peradaban manusia.
Yang menjadi pasal di artikel ini adalah pemahaman kenapa dagang itu dilakukan; kenapa Sikaya dan si miskin berdagang, orang berdagang dan negarapun berdagang; bahkan manusia purba pun berdagang. Bagaimana disiplin ilmu ekonomi melihat dagang dicoba curaikan bukan sebagai materi kuliah tapi sebagai modal untuk penduduk yang tercerahkan memandang fenomena disekitarnya secara tepat. Paham kenapa dan apa motif orang berdagang akan memberikan pemahaman bagi orang yang ingin memiliki pandangan terhadap keseluruhan kehidupan ekonomi. Pemilikan paham ini penting agar tidak terjadi kesalahan; salah paham membaca situasi, salah urus pembuat aturan, salah komen, dan salah pilih pemimpin.
Adam Smith memiliki pandangan orang berdagang itu karena perbedaan sumber daya atau kemampuan produksi barang. Tidak semua kebutuhan bisa dipenuhi sendiri dan produktifitas kerja akan meningkat melalui spesialisasi. Dagang menjembatani kebutuhan akan barang yang dia tidak produksi sendiri, dan karena total produktifitasnya meningkat, kesejahteraan yang dihasilkan lebih besar. Karena petani pintar bercocok tanam dan hasilnya lebih banyak dari si pembuat sepatu, maka lebih menguntungkan petani menghasilkan gabah dan pembuat seatu membuat sepatu saja, lalu kebutuhan makan pembuat sepatu didagangkan. Inilah konsep absolute advantage dalam bahasa ekonom. Gampangnya spesialisasi meningkatkan produktifitas. contoh yang dibahas Adam smith di bab awal Wealth of Nations ini adalah pembuat pin setelah berspesialisasi, bisa membuat ribuan pin sehari, padahal kalau dikerjakan sendiri, dari membuat kawat, maka belum tentu satu pin bisa dibuatnya sendiri. Implikasi kebijakannya adalah negara sebaiknya berspesialisai menjalankan kegiatan ekonomi yang dia paling cocok. kalau negara kemaritiman menangkap ikan, negara maju membuat barang canggih, negara agraris bertani.
David Ricardo kemudian menambahkan, bahwa spesialisasi tidak harus pada bidang yang dia lebih produktif dibanding orang lain saja, bahkan walau tidak ada yang dia lebih produktif dari lawannya kerjakan, selama dia kerjakan apa yang dia lebih produktif, secara total ekonomi akan lebih produktif. Aggregat total nantinya kesejahteraan akan meningkat. Contoh Indonesia yang pertanian dan industrinya nya tidak lebih produktif dari Tiongkok, ambil contoh, kalau Indonesia fokus melakukan hal yang dia lebih produktif lakukan, produktifitasnya akan meningkat. Kondisi ini dinamakan kondisi comparative advantage.
Paham Adam Smith dan David Ricardo ini adalah apa yang dikenal dengan paham classic dalam ekonomi. Dagang memungkinkan orang, negara atau badan usaha melakukan spesialisasi sehingga bisa memaksimalkan produktifitasnya. Konsep adanya kelebih (advantage) ekonom klassika dan neoklasika ini mengarahkan orang untuk memilih pekerjaan sesuai bakatnya, menunjukkan kenapa untuk pembangunan negara butuh berspesialisasi, menjelaskan kenapa negara maju memproduksi barang teknologi dan produk pertanian dan negara miskin mmproduksi produk pertanian saja.
Konsep ricardo ini kemudian di tambahi oleh Viner membahas bahwa kalau ada faktor produksi yang khusus untuk suatu barang, orang yang menguasai faktor tersebut akan untung. Contohnya kalau untuk produksi garmen perlu banyak penjahit dan modalnya tidak terlalu banyak, lalu untuk produkti mobil tidak perlu banyak orang tapi perlu modal besar. Negara yang punya banyak tenaga kerja akan untung kalau memproduksi garmen (seperti Indonesia) dan negara yang punya modal memproduksi barang mobil (seperti Jepang). Konsep ini dinamakan ekonom specific factor model atau Ricardo-Viner.
Konsep model faktor spesifik ini pulalah yang menjelaskan pihak-pihak dalam ekonomi memiliki faktor produksi yang berbeda, dan tidak semua faktor itu mobile. Modal bisa berpindah dengan lebih liquid dari orang. Kalau produksi garmen tidak lagi menguntungkan, karena banya saingan misalnya dari Vietnam, Orang yang sudah bekerja pupuhan tahun jadi pekerja garment, tidak akan mudah berganti profesi. Mereka akan berusaha bertahan sebagai pekerja garmen, padahal banyak pabriknya dialihkan. Akibatnya pabrikan garmen kelebihan tenaga kerja, terjadi diminishing return to scale sehingga gaji pekerja garmen turun.
Resultan bagaimana perdagangan antar negara berjalan, mengenai apa yang dipilih di impor dan apa yang di ekspor tergantung pada faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara (factor endowments) kata Eli Heckscher dan Bertil Ohlin. Ricardo Viner bicara produksinya, Heckscher-Ohlin bicara dagangnya. Model ini menunjukkan negara akan mengekspor barang yang secara intensive membutuhkan sumber yang banyak dimiliki dan mengimpor sebaliknya. Faktor yang utama diperbandingkan adalah tenaga kerja dan modal.
Mengenai bagaimana situasi setelah negara berdagang, Stolper dan Samuelson menunjukkan bahwa untuk barang yang diekspor, harganya akan meningkat dan penghasilan produsennya akan meningkat, sedang untuk barang yang diimpor, harganya akan turun dan penghasilan produsennya turun. Kalau Indonesia memproduksi beras dan lalu beras juga diimpor, harga akan turun dan penghasilan petani berkurang. Kalau beras diekspor, penghasilan petani akan meningkat. Masalahnya adalah suatu negara tidak bisa mengekspor saja, kalau mengekspor, pasti akan mengimpor barang lain. Agregat dari perdagangan menguntungkan, tetapi dalam ekonomi akan selalu ada pihak yang merugi. Di sinilah peran pemerintah memutuskan policy yang tepat, menarik rambut dalam tepung kata pepatah, untung diraih yang meruginya tidak parah.
Paul krugman menginisiasi cara pandang baru melihat perdagangan. Krugman memlihat bahwa perdagangan terpengaruh kondisi ekonomi, pertama, ketidak sempurnaan pasar. Ada orang yang menguasai barang, sehingga dia yang menentukan pola hubungannya. Contohnya Indonesia memproduksi lebih dati tiga perempat timah dunia, keputusan ekonomi Indonesia terhadap timah sangat menentukan harga timah dunia. Sampai saat ini Indonesia masih memakai harga minyak dari singapura untuk transaksi pembelian minyak-nya. Untuk penetapan harga Ekspor produk sawit yang nantinya mennentukan apakah produk itu akan dikenakan bea keluar atau tidak, Indonesia masih memakai harga Rotterdam dan Kuala Lumpur sebagai referensi.
kedua, ada level ukuran minimal untuk memproduksi barang lebih efisien (increasing economy of scale. Di dunia hanya ada dua perusahaan produsen pesawat angkut komersil sipil karena kalau masing-masing negara mampu membuatnya sendiri, mungkin dalam proses pembangunannya itu mereka akan membuat bangkrut negara mereka sendiri. Untuk produksi cetakan, biaya mencetak satu atau dua ratus tidak jauh berbeda. karena ada skala ekonomis minimal inilah makanya di dunia hanya ada dua perusahaan penghasil pesawat jet penumpang (Air Bus dan Boeing), kenapa hanya ada beberapa perusahaan mobil, kenapa hanya ada beberapa brand besar di dunia. Barrier skala ekonomi ini membuat entitas yang telah melwati batas ekonomi ini mampu berperilaku sebagai monopolist, atas market sharenya, dan beli bensin tidak bisa ditawar.
Tiga, tidak semua orang punya kemampuan memproduksi semua barang karena berbagai alasan, seperti kemampuan teknis, paten dan penguasaan teknologi. Yang punya kemampuan teknis memproduksi vaksin AIDS hanya perusahaan tertentu. Kalau tidak membeli kepada mereka, orang yang membutuhkan tidak dapat mengakses barang itu. Untuk barang seperti ini, tidak ada pilihan lain selain berdagang. orang yang tidak punya kemampuan memproduksi hanya akan menjadi konsumen dan menerima harga yang ditentukan produsen.
Kegiatan perdagangan menguntungkan, meningkatkan kemakmuran, memungkinkan produktifitas meningkat. Pada kondisi tertentu, ada pihak yang dirugikan sehingga negara butuh hadir memberikan kesempatan adaptasi bagi yang jadi korban. KOnsep dasar peerdagangan tidak banyak, prakteknya yang kadang rumit karena melibatkan jutaan pelaku. Kehati=hatian dan pendalaman diagnosis adalah harapan kita pada pengurus negara sehingga pembangunan, peningkatan kemakmuran dapat diharapkan.
yazid
Comments
Post a Comment